Acara bamandi-mandi penganten dalam perkawinan keluarga pegustian Banjar di Palembang. Foto-foto: Yudi Yusmili
Bapapai dan Badudus merupakan upacara Bamandi-mandi sebelum upacara perkawinan penganten Banjar. Bapapai adalah mandi penganten dari kalangan rakyat biasa, sedangkan Badudus mandi penganten khusus untuk kalangan keturunan bangsawan atau kaum pegustian kerajaan Banjar dari Dinasti Negara Dipa, Negara Daha hingga Dinasti Banjar Kuin. Masyarakat umumnya menyebut upacara Badudus ini hanya berlaku di masyarakat Banjar yang memiliki kaitan dengan Candi Agung (tutus candi atau zuriat keturunan keluarga Candi Agung). Candi Agung adalah situs yang didirikan pada masa raja-raja Banjar Dinasti Negara Dipa.
Bapapai artinya memercikkan air (memapai banyu) dengan mayang pinang ke mempelai. Peralatan Bapapai terdiri dari tempat air, kembang, mayang pinang, daun tulak yang dicampur dengan air dan piduduk (syarat kelengkapan khusus yang sarat nuansa magis) berupa beras, gula dan nyiur, kue cingkarak, nasi kuning dan nasi lamak. (Terkait upacara Badudus pada masa Dinasti Negara Dipa baca “40 Bunga Ratu Tunjung Buih”).
Upacara Bapapai dilaksanakan oleh wanita-wanita yang sudah sepuh (dituakan dalam keluarga). Tradisi lokal di Kalimantan Selatan ada juga yang mempergunakan sumber air untuk Bapapai ini dari ulakan (pusaran air pada sungai besar) sungai. Ini ada kaitannya dengan kepercayaan Naga yang berdiam di ulakan sungai tersebut. Diyakini dengan memakai air ulakan tempat Naga itu terhindar dari pengaruh tidak baik dari sang Naga.
Bakasai kuning.
Tradisi mandi-mandi penganten Bapapai dimulai dari diaraknya penganten pria ke kediaman mempelai perempuan pada malam hari menjelang hari perkawinan. Calon penganten didudukkan berdampingan di serambi muka rumah atau di bagian belakang rumah lalu dimandikan dengan cara memercikkan air oleh wanita-wanita tua dari pihak kerabat penganten perempuan maupun laki-laki. Jumlah yang memandikan selalu dalam angka ganjil 3, 5, atau 7 orang bergantian. Usai dimandikan, penganten disisiri dan diolesi minyak. Tetap berdampingan (batatai), kedua penganten kemudian dikelilingi dengan cermin dan sumbu lilin sejenis obor kecil yang dibuat dari kain dicampur lilin lebah.
Lilin (sumbu lilin) yang menyala bersama cermin tesebut dikelilingkan tiga kali oleh wanita-wanita yang bertugas memandikan penganten. Cermin ini kemudian diambil untuk sarat (ajimat) tinggiran (pohon besar tempat wanyi atau lebah bersarang dan meletakkan madu), supaya tinggiran tersebut disenangi wanyi atau lebah untuk bersarang. Setelah upacara selesai, calon mempelai pulang ke rumah semula.
dikelilingi cermin dan lilin tiga kali.
Lain Bapapai, lain pula Badudus. Badudus lebih rumit syarat dan cera penyelenggaraannya. Kelengkapannya upacara yang disediakan adalah mayang pinang yang masih dalam upung (pembungkusan mayang), tempat air terdiri dari mangkok seng (baskom) atau gombang (tempayan atau wajan), nyiur anum (kelapa muda) diletakkan dua buah di hadapan kedua mempelai dan telah dipangkas (dikupas bagian tangkai dan bagian bawah), minyak likat baburih (minyak khas seperti oli wujudnya), disapukan (dilulurkan) ke badan kedua mempelai sebelum mandi, sasanggan (sejenis baskom terbuat dari kuningan pakai alas melingkar seperti mangkok porselin), sarung yang bertumpuk khusus untuk tempat duduk. Kedua mempelai yang akan dimandikan duduk bertolak belakang di atas sasanggan yang dibalik, kemudian seluruh badan dikasai (diolesi) minyak likat baburih.
Selanjutnya mempelai dimandikan dengan air dalam tempayan atau baskom yang sudah dimasukkan mayang pinang ke dalamnya oleh orang yang bertugas untuk memandikan. Pada pencurahan air terakhir ketika mandi tersebut, dicurahkanlah banyu bagantung (air kelapa muda) kepada kedua mempelai.
Usai mandi Badudus, kedua mempelai didudukkan di tapih balipat (kain panjang yang dilipat dan disusun berlapis-lapis bertumpuk di atas). Dilanjutkan ritual batutungkal (kaki diberi coretan cacak burung dengan kunyit yang bercampur kapur) agar jangan kapidaraan (diganggu roh atau makhluk halus). Seperti pada Bapapai, dalam upacara mandi Badudus kedua mempelai dikelilingi cermin dan sumbu lilin tiga kali. Kedua penganten dikasai kuning (dilumuri kasai kuning), yaitu sejenis bedak yang dicampur penguning kunyit atau pacar kuning atau lancar kuning dan diaduk dengan air. Pemberian kasai kuning ini bertujuan agar seluruh bagian tubuh kedua penganten kelihatan kuning dan berseri.Mel
Sumber: Adat Istiadat dan Upacara Perkawinan Daerah Kalimantan Selatan. Idwar Saleh, Fudiat Suryadikara, Alex A Koroh dan Syarifuddin. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991.
Re-Post by http://migoindonesia.blogspot.co.id/ Rabu/12042017/17.36Wita/Bjm
Borgata Hotel Casino & Spa | jtmhub.com
BalasHapusThe 광양 출장샵 iconic Borgata Hotel Casino 제주도 출장안마 & Spa 영주 출장샵 is reinventing the once-in-a-lifetime experience for 정읍 출장샵 guests of Atlantic City, NJ. The 1,000-seat Borgata Poker Room 상주 출장안마